MERAIH SIMPATIK
Pekalongan, 27 September 1990 di desa yang tidak terlalu besar. Sejak kecil pengalaman-pengalaman aneh pernah saya rasakan, tapi kalau diceritakan tidak akan selesai disini, hehe.. Agama saya islam dan hingga sekarang tetap islam.
Saya memiliki hobi yang beragam dan sering kali tidak menentu, namun hobi saya yang paling dominan adalah membaca, lebih tepatnya terus memperbaiki diri dengan kembali ke Agama. Kata ibu saya orangnya gagah, menarik, ganteng, berwibawa, dan ........ tapi saya bingung, kalau saya benar seperti yang ibu bilang. Kenapa ya saya sulit sekali mendekati wanita yang saya sukai?L.
MERAIH SIMPATIK
Hendro Sugianto
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Pekalongan
JL Sriwijaya No.3 Pekalongan
E-mail: hen7s@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian dan pengkajian ini adalah untuk: (1)memaparkan dan mendeskripsikan (2) memaparkan teknik-teknik mencuri perhatian (3) memberi penjelasan apa saja yang membuat diri diabaikan.
Pengumpulan materi dengan cara mengetes langsung terhadap orang lain yang dilakukan secara sadar dan tanpa diketahui oleh orang yang sedang di observasi, penulis mencatat semua tingkah dan pola orang-orang yang diajak bicara dan bertanya langsung mengenai kehidupan sehari-hari dan apa saja yang membuat diri semangat dan bad mood. Semua itu ditambah dengan learning by doing
Hasil penelitian ternyata gampang-gampang sulit untuk meraih simpatik orang lain, hal ini dikarenakan sifat alamiah manusia yang labil dan kepekaan dari individu itu untuk tetap konsisten dalam melakukan interaksi dengan memerhatikan kaidah hasil penelitian.
Kata Kunci : sikap, mendengar, pilon.
MERAIH SIMPATIK
Hendro Sugianto
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Pekalongan
JL Sriwijaya No.3 Pekalongan
E-mail: hen7s@yahoo.com
ABSTRACT
The purpose of research and study are to: (1) presenting and describing (2) describes techniques to steal the attention (3) to explain what makes the self negligible.
The purpose of research and study are to: (1) presenting and describing (2) describes techniques to steal the attention (3) to explain what makes the self negligible.
The collection of material by way of a direct test against another person who is conscious and without being noticed by people who are in observation, the authors noted all patterns of behavior and people who talk to and ask directly about everyday life and what makes the self-spirit and bad mood. All that coupled with learning by doing
The results of the study were taking things easy is hard to reach sympathetic to others, this is due to the unstable nature of man and the sensitivity of the individual to remain consistent in the rules of interaction with the notice results.
Keywords: attitudes, hearing, Pilon.
A. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya memiliki daya tarik yang khas. Namun, sangatlah sedikit dari tiap manusia yang memanfaatkan, menyadari serta mengoptimalkan. Eantah karena faktor tidak tahu, ataupun sengaja mengabaikannya, banyaknya kekeliruan segelintir atau banyak orang dalam bersosial menggerakkan penulis untuk memaparkan karya ilmiah dengan judul "Meraih Simpatik".
Di dunia ini ada banyak manusia yang dilahirkan setiap detiknya, tak terkecuali mungkin orang yang memiliki kecenderungan karakter yang sama dengan Anda. Entah sudah berapa milyaran jumlah manusia di muka Bumi ini yang terlahir dengan karakternya masing-masing yang telah diketahui bersama bahwa setiap diri kita unik atau berbeda dengan yang lainnya.
Di tengah keberagaman corak manusia itu ternyata ada kesamaan yang dimiliki oleh tiap manusia, yaitu ingin diperhatikan. Andakah salah satunya? Untuk lebih jelasnya penulis mencoba menjelaskan, dan harapan penulis para pembaca mampu mengenali diri yang kemudian mampu mengenali orang lain juga. Semoga bermanfaat.
1. Penampilan
Penampilan fisik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penampilan luar seseorang yang mudah diamati dan dinilai oleh orang. Tidak dipungkiri bahwa aspek ini sangatlah penting bahkan utama, karena seseorang dinilai baik atau tidak juga bisa dilihat dari caranya berpenampilan. Penampilan yang baik tentunya penampilan yang tidak berlebihan atau istilah anak mudanya ALAY (Anak Lebay), melainkan penampilan yang proporsional sesuai dengan karakter dan penampilan Anda. Namun juga perlu diperhatikan bahwa acuan rapih dan baik secara penampilan juga tidak lepas dari aturan suatu institusi tertentu. Misal dalam universitas tempat saya belajar menerapkan aturan agar seluruh mahasiswa FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) harus memakai pakaian baju berkancing serta celana kain, sementara itu sangatlah sedikit pelajar yang mingindahkannya (tapi tidak termasuk saya,hehe...). Cobalah tetap memerhatikan penampilan yang juga mengacu pada aturan tempat tertentu agar orang yang memandang akan terbuka sikapnya terhadap Anda.
1.a. Perilaku
Perilaku yang baik atau sopan akan mendatangkan rasa simpatik dari orang yang melihatnya, norma kesopanan sangat penting kita terapkan, terutama dalam bermasyarakat karena norma ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat. Sekali saja kita melanggar terhadap norma kesopan kita pasti akan mendapat sanksi dari masyarakat, semisal "cemoohan, hukum adat bila ada" atau yang lainnya. Maka dari itu sangatlah penting bagi kita untuk menjaga perilaku baik dan mempertahankannya agar rasa percaya masyarakat tetap terjaga.
Berikut ini adalah contoh sikap sopan santun dalam berkehidupan;
1.b. Jujur
"Berlaku jujurlah kamu karena sesungguhnya perbuatan jujur itu mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan pada surga. Dan hendaklah orang selalu berkata benar dan dia selalu memilih kebenaran sehingga ia dicatat disisi Allah sebagai orang yang sangat benar. Dan jauhilah dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan pada kejelekan dan kejelekan itu menunjukkan pada neraka, dan orang yang senantiasa dusta dan memilih dusta akan dicatat disisi Allah sebagai orang pendusta."
Apakah Anda pernah mendengar cerita tentang kisah Nabi saat masih remaja yang terkenal dengan kejujurannya? Ya, beliau sangat tersohor kala itu karena kejujurannya, Andakah orang jujur dimasa kini?.
Perilaku terpuji (Akhlakul Karimah) adalah merupakan ciri kepribadian muslim yang sempurna. Seorang muslim dikatakan memiliki kepribadian yang sempurna apabila telah tertanam dalam dirinya sifat-sifat dan perilaku yang terpuji. Perilaku terpuji dapat pula dikatakan sebagai pondasi yang mampu mendasari serta mengokohkan kepribadian suatu bangsa, sebagaimana dikatakan oleh Syauqi Bey dalam syairnya :
وإنما الأمم الأخلاق مابقيت # وإن هم ذهبت أخلاقهم ذهبوا.
"Suatu bangsa dikenal karena akhlaknya, jika budi pekertinya telah runtuh maka runtuh pulalah bangsa itu."
Jadi perilaku terpuji itu harus dimiliki oleh setiap muslim karena pada dasarnya perilaku terpuji mencerminkan pribadi muslim yang baik. Adapun diantara macam-macam perilaku terpuji adalah jujur dan saling menyayangi.
Yang dimaksud jujur adalah kebenaran, yaitu sesuainya antara perkataan dan kenyataan atau i'tikad yang ada didalam hati. lawannya yaitu dusta, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan kenyataan, sedangkan dusta adalah sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan. Perilaku jujur tidak hanya diwujudkan dalam ucapan tetapi juga dalam setiap tingkah laku dan perbuatan kita, bahkan untuk hal yang sekecil apapun dari setiap aspek kehidupan kita diminta untuk berlaku jujur.
Pada hadits yang pertama disebutkan bahwasanya jujur itu dapat mengantarkan kita pada kebaikan, kebaikan yang dimaksud disini adalah kebaikan dunia akhirat yang nantinya akan membawa kita menuju surga. Jadi dengan berkata dan berbuat jujur, kita sudah membuka jalan menuju surga. Orang yang dalam hidupnya selalu berkata dan berbuat jujur maka selamanya ia akan dicap sebagai orang yang jujur.
Pada hadits yang pertama disebutkan bahwasanya jujur itu dapat mengantarkan kita pada kebaikan, kebaikan yang dimaksud disini adalah kebaikan dunia akhirat yang nantinya akan membawa kita menuju surga. Jadi dengan berkata dan berbuat jujur, kita sudah membuka jalan menuju surga. Orang yang dalam hidupnya selalu berkata dan berbuat jujur maka selamanya ia akan dicap sebagai orang yang jujur.
1.c. Kasih Sayang
Pada dasarnya sifat kasih sayang itu adalah fitrah yang dianugerahkan oleh Allah pada semua makhluk yang bernyawa. Kasih sayang merupakan sifat yang terpuji karena dengan itu manusia akan merasa nyaman dan terlindungi. Dalam hadits menjelaskan bahwasanya diantara sesama manusia harus saling mengasihi dan menyayangi, karena dengan kasih sayang itu maka antara manusia yang satu dengan yang lainnya akan merasa saudara sendiri sehingga tidak membedakan apa yang baik untuk dirinya dan orang lain. Disamping itu pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak mampu bertahan hidup sendiri dan akan selalu membutuhkan orang lain.
B. Mendengarkan Itu Indah
Telinga merupakan bagian dari fungsi indra manusia yang diciptakan TUHAN untuk mendengar. Mendengarkan itu indah, banyak hal yang bisa kita dengarkan di sekitar kita, mulai dari adzan, lantunan AlQuran, gemericik air, hentakan kaki, penyiar yang lagi on air, gebrakan meja, cucian baju, suara-suara lain yang ada disekitar kita, mendengarkan itu indah bukan?
b.1. Seni Mendengar yang Efektif
Dalam sebuah pelatihan diungkapkan :
"… Begitu anda menonton film nanti, perhatikan cara para bintang film berbicara kepada aktor lainnya. Untuk menjadi seorang aktor yang besar. Seorang harus mampu, baik menjadi seorang pendengar yang ulung maupun pembicara yang efektif. Kata-kata pembicara tercermin dalam wajah pendengarnya bagaikan suatu cermin. Ia dapat mengambil suatu adegan dari pembicara kepasihannya dalam mendengarkan. Seorang sutradara film terkenal pernah mengatakan bahwa banyak aktor gagal menjadi bintang film karena mereka tidak pernah mempelajari seni mendengarkan secara kreatif".
(Betgerr, 1995:88).
b.2. Banyak Mendengar Sedikit Bicara
Berbicara sebagai keterampilan dasar manusia dalam berkomunikasi sering kita bahas, namun sangat sedikit yang mengulas bagaimana cara mendengar yang baik.
Rosulullah-pun mengingatkan, barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka ucapkanlah dengan kata-kata yang baik ataupun lebih baik diam. Alasannya masuk akal, sebab kata-kata kita kelak akan dipertanggungjawabkan (QS. 50:18), sehingga kita senantiasa dituntut untuk berhati-hati dalam berbicara dan bahkan nabi Musa AS ketika berhadapan dengan Firaun mengungkapkan doa : "…dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku (QS. 20 : 27-28).
Sedangkan mendengar hampir sulit bisa dilakukan oleh kebanyakan orang, padahal dengan mendengarlah ilmu bisa diserap, sebuah masalah bisa dipecahkan dan sebuah gagasan bisa diwujudkan. Oleh karena manusia diciptakan Allah dengan satu mulut dan dua pendengaran yang seharusnya proporsi mendengar harus lebih banyak daripada berbicara. Rata-rata para pemimpin dunia memiliki kemampuan mendengar yang baik, selain kemampuan berbicara.
Sebagaimana diungkapkan oleh Benjamin Franklin mengungkapkan :
"Mengingat bahwa dalam pembicaraan pengetahuan lebih banyak diperoleh melalui telinga daripada melalui mulut. Saya memberikan tempat kedua kepada sikap diam diantara keutamaan yang hendak saya kembangkan".(Betgerr, 1995:92)
Sedangkan Frank Betgerr (1996) mengungkapkan bahwa :
"dalam pembicaraan, pengetahuan lebih banyak diperoleh melalui telinga daripada melalui mulut, saya memberikan tempat kedua kepada sikap diam diantara keutamaan yang hendak saya kembangkan".
Hasil penelitian Rankin (1929) dan Bierker (1980) menunjukan bahwa mendengar merupakan sarana komunikasi yang paling banyak digunakan, dapat lihat tabel dibawah ini :
Perbandingan skill communication :
No
|
Skill comunication
|
1929
|
1980
|
1.
|
Mendengar
|
45%
|
53%
|
2.
|
Berbicara
|
30%
|
16%
|
3.
|
Membaca
|
16%
|
17%
|
4.
|
Menulis
|
9%
|
14%
|
Sumber : B.S.Wibowo,etal, TRUSTCO, 2002 :191.
b.3. Seni Mendengarkan.
Ketika berbicara, biasanya kita mendengarkan dalam salah satu dari lima tingkat :
1. Kita mungkin mengabaikan orang itu dan benar-benar tidak mendengarkannya.
2. mungkin berpura-pura tidak mendengarkannya
3. Mendengarkan tapi lebih selektif pada bagian-bagian tertentu dari pembicaraan.
4. Mendengarkan secara atentif dan menaruh perhatian dan memfokuskan energi pada kata-kata yang diucapkannya.
5. mendengarkan secara empatik, mendengarkan untuk mengerti tapi untuk menjawab persoalan yang ada. Dalam arti mendengar bukan hanya dengan telinga saja tetapi dengan mata dan hati.
Dengan melihat tingkatan mendengar di atas maka mendengarkan membutuhkan keterampilan khusus, sebagaimana berbicara. Karena mendengarkan adalah cerminan pribadi seseorang,
sebagaimana diungkapkan oleh David J. Schwartz (1996:154) mengungkapkan bahwa :
"… semakin besar orang yang bersangkutan, semakin cenderung ia mendorong anda untuk berbicara, semakin kecil orang yang bersangkutan semakin cenderung ia mengkhotbahi anda".
Kebanyakan pemimpin yang baik didalam semua bidang kehidupan menghabiskan jauh lebih banyak waktu meminta nasehat dan meminta pendapat bawahannya daripada banyak berbicara.
Diantara keterampilan mendengar diungkapkan BS.Wibowo,dkk (2002:92) dari kupasan Geoff Nightingale dalam Synergenic antara lain :
· Dengarkan gagasannya bukan fakta dan tanyalah diri sendiri apa yang pembicara maksudkan.
· Nilailah isinya, bukan cara penyampaiannya.
· Dengarkan dengan penuh harapam, jangan langsung kehilangan minat
· Jangan cepat menarik kesimpulan
· Sesuaikan pencatatan anda dengan pembicaraan
· Pusatkan perhatian, jangan mulai bermimpi dan jagalah mata anda agar tetap tertuju pada pembicaraan.
· Jangan mendahului pikiran pembicara, anda akan kehilangan jejak.
· Dengarlah dengan sungguh-sungguh waspada dan bergairah.
· Kendalikan emosi waktu mendengar
· Bacalah fikiran anda, berlatihlah untuk menerima informasi baru.
· Bernafaslah perlahan dan dalam-dalam
· Jangan tegang santai sajalah.
Sedangkan menurut James K. Van Fleet (1996:179) dalam bukunya : "Key to Success with people" mengungkapkan seni mendengar yang efektif sebagai berikut :
· Berikan sepenuh hati pada orang lain
· Mendengarkan dengan serius
· Tunjukan minat pada perkataan orang
· Usahakan bebas gangguan
· Tunjukan kesabaran
· Bukalah pikiran anda
· Dengarkan setiap gagasan
· Hargai isinya, bukan cara penyampaiannya.
· Turunkan senapan anda
· Belajarlah mendengarkan apa yang tersirat.
Sedangkan David J Swartz dalam bukunya "The Magic of Thinking Big" (1996: 154) mengungkapkan seni mendengar kedalam tiga tahapan dan untuk menguatkannya dengan cara bertanya dan mendengarkan :
· Dorong orang lain berbicara
· Uji pandangan anda dalam bentuk pertanyaan
· Berkonsentrasilah pada apa yang dikatakan orang lain.
Demikianlah beberapa teknik dalam mendengar yang dalam praktiknya membutuhkan adanya jiwa besar. Mendengar dan bertanya bukan menunjukan kebodohan seseorang tetapi menunjukan kualitas hidupnya, apalagi bagi seorang pemimpin.
b.4. Yang Perlu Anda Perhatikan Saat Mendengar
Ketika anda mendengarkan seseorang berbicara, sering tangan kita tidak bisa diam, memainkan bolpoin, melihat barang dimeja, ataupun melihat kiri kanan dan berpikir hal-hal yang lain juga.
Ini sebenarnya disebabkan karena kecepatan seseorang berbicara sekitar 100 kata/menit. Padahal otak kita punya kemampuan mencerna sekitar 250-500 kata/menit. Jadi otak kita lebih cepat 'berbicara' daripada kecepatan mulut berbicara.
Sehingga sering kita alami, bahwa ketika orang sedang berbicara kepada kita, kita sudah tahu maksudnya. Bahkan kita sudah tahu jawabannya. Akibatnya sering kita seperti tidak memperhatikan lagi. Dampaknya adalah yang berbicara merasa tidak kita hargai.
Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata, "Termasuk adab yang jelek di dalam majelis ialah memotong pembicaraan orang yang duduk bersamamu, atau Anda mendahuluinya untuk menyempurnakan perkataan yang baru ia mulai, baik apakah itu kabar, syair, yang Anda sempurnakan, Anda memperlihatkan padanya bahwa Anda lebih hafal darinya. Ini adaah cara bermajelis yang sangat jelek. Yang harus Anda lakukan iaah mendegarkannya seolah-olah belum mendengarnya sama sekali kecuali darinya."
Ibnu Juraiij menceritakan dari Atha', " Seorang laki-laki berbicara kepadaku tentang suatu topik , maka aku mendengarkannya seolah-olah aku belum pernah mendengarnya. Padahal aku telah mendengar topik itu sebelum ia dilahirkan.
Nah, karena itu perlulah kita mempelajari bagaimana seni mendengarkan orang lain berbicara. Ada 10 hal yang harus diperhatikan dalam hal ini.
Pertama, ketika anda mendengarkan, berhentilah berbicara termasuk berbisik sekalipun kepada teman di samping anda.
Kedua, bertanyalah sesuatu untuk memperdalam apa yang di katakannya. Sehingga dia merasakan anda sangat memperhatikan dan turut mengikuti apa yang dia katakan.
Ketiga, jangan menyela. Janganlah kita menyela ditengah tengah, ketika dia sedang berbicara. Menimpali dengan perkataan lain, akan membuyarkan konsentrasinya, juga membingungkan pendengar lain.
Keempat, berkonsentrasilah untuk mendengarkan apa yang dia katakan.
Kelima, lihatlah mata atau wajah pembicara. Dengan tidak melihatnya, meski anda mendengarkan, dia merasa anda abaikan. Dengan melihatnya dia merasa dihargai dan menjadi semakin bersemangat.
Yang keenam, kadang-kadang apa yang tersirat, yang tidak diucapkan secara spesifik oleh pembicara, kita dapat memahaminya. Anda harus memahami tidak hanya yang tersurat saja.
Ketujuh, tunjukkan emosi positif anda. Beri rasa empati, rasa turut merasakan apa yang dia rasakan. Namun jangan sampai kita turut marah, benci, membentak atau hal-hal yang negatif lainnya yang dia utarakan.
Kedelapan, jangan mendebat. Anda menyatakan sesuatu yang berlawanan dengan dia, bisa saja dia tidak menyukai hal itu. Karena itu cari saat yang tepat, kalau memang anda tidak setuju dengan pendapatnya, untuk mengutarakan keberatan anda.
Yang kesembilan, jangan memotong dan menyimpulkan menurut anda sendiri. "Oh, maksudnya kamu begini kan ?" begitu yang sering kita katakan. Padahal belum tentu benar.
Yang terakhir, berbicara dan mendengarkanlah dengan perasaan tulus, betul-betul berniat mendengarkannya.
Sepuluh hal di atas bila dilakukan, dapat membantu anda berkomunikasi dengan lebih baik demi kesuksesan hidup dan bisnis anda.
C. Berbicara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar