16 Jul 2012

Tugas Paper Upaya Menumbuhkan Minat Sastra

UPAYA MENUMBUHKAN MINAT SASTRA

Hendro Sugianto

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Pekalongan

JL.Sriwijaya No.3 Pekalongan

E-mail: hen7s@yahoo.com

 

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian dan pengkajian ini adalah untuk: (1) menganalisis dan menelaah  (2) memaparkan hal-hal yang menjadi kendala dalam pembelajaran sastra (3) memberi penjelasan langkah-langkah solusi dari kendala.

Pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara langsung dengan narasumber yang kredibel yaitu seorang guru bahasa Indonesia yang juga seorang sastrawan berpengalaman mengajar dan berbagai kegiatan guna meningkatkan mutu pengajar.

Hasil penelitian dengan cara wawancara langsung dengan narasumber, penulis mendapatkan sejumlah poin kendala yang menjadi problem dalam pembelajaran sastra yang secara umum sering dijumpai di sekolah-sekolah.

 

Kata Kunci : Pendidikan, kendala, guru

 

 

Seorang yang berprofesi sebagai guru tentu harus memahami bahwa dia terjun dan berinteraksi langsung dengan masalah, karena mengelola pendidikan berarti mengelola masalah. Masalah itu bisa murid dengan murid, guru dengan muridnya, guru dengan guru, guru dengan wali murid, guru dengan kepala sekolah dsb. Namun itu semua tidaklah menjadi halangan berarti yang dapat menyusutkan mental guru sebagai pengajar dan pendidik karena setiap guru harus memahami hal sebagaimana dijelaskan.

Secara pasti guru akan menuai pemasalahan dalam pembelajarannya di kelas, ketika guru dituntut tidak hanya mengajar tetapi juga mengenal celah-celah permasalahan yang akan dihadapinya. Dalam hal ini sastra merupakan materi pelajaran yang aplikatif dan strategis bagi guru untuk menempa karakter peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya selama di lingkungan pegangannya. Namun melaksanakan tugas sebagai pengajar khususnya di bidang sastra bukanlah perkara mudah, sebagaimana mudahnya orang berkata "orang bahasanya sendiri kok dipelajari, belajar itu matematika yang bisa berguna di bidang sains untuk menunjang kehidupan" Begitulah perkataan mereka. Padahal kalau dipikir-pikir satu jika ditambah dengan angka satu lagi hasilnya pasti dua, mulai dari jaman nabi Adam alaihi salam sampai nanti kiamat akan tetap dua, tetapi kenapa mereka (matematikawan) masih pusing mempelajarinya?  Bahkan ada yang sampai menjadi profesor doktor karena memikirkan itu. Nah loe.

Saya pikir bercandanya cukup, masalah yang kerap dituai oleh guru adalah sbb.

1.      Anak belum atau sulit memahami novel yang belum diterjemahkan, karena bahasa yang digunakan novelis cenderung kompleks. Bahasa yang kompleks masih terasa asing bagi peserta didik apalagi yang termasuk miskin kosa kata, perkara ini masih sering dijumpai di lingkup pendidikan.

2.     Minat para siswa terhadap wacana sastra masih rendah. Minimnya minat pada siswa merupakan akar pemasalahan internal yang banyak ditemukan di lapangan. Hal ini merupakan tantangan bagi guru yang memiliki peran sebagai pendidik untuk memunculkan minat membaca agar pembelajaran di kelas khususnya sastra di kelas dapat muncul karena keinginan dari siswa-siswi itu sendiri.

3.     Tidak tersedianya novel-novel terjemahan yang layak dibaca untuk para pelajar. Permasalahan teknis seperti ini pun masih banyak dijumpai di sekolah-sekolah, peran penanggung jawab sekolah terkait serta perasaan antusias yang didasari keinginan kuat memajukan pendidikan dan komunikasi antarguru sangat diharapkan baik.

4.     Alokasi waktu yang diberikan untuk telaah novel tidak sesuai. Pembedahan suatu bacaan novel tidaklah sama dengan membedah satu ditambah satu, perlu pemikiran keras dan ketelitian guna menemukan sasaran yang dimaksud seperti unsur intrinsik. Tentulah ini memerlukan waktu yang tidak sebentar.

 

 

Pada pemaparan permasalahan yang sering dijumpai di atas, telah diketahui bahwa kendala tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu: faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut menjadi biasa selama pihak terkait tidak ada keseriusan dalam rangka membaikkan kualitas peserta didik dengan pembelajaran sastra novel.

Dalam menangani problem sebagaimana disebutkan di atas pihak sekolah seperti guru pengampu dan kepala sekolah harus melakukan langkah strategis yang dipikirkan bersama-sama, misalnya: (1) Disediakan kumpulan novel terjemahan yang sesuai dengan usia dan tingkat kepahaman peserta didik. (2) Mengadakan even lomba sastra dengan periode waktu tertentu   secara berkelanjutan. Menurut Sugeng Wiranto, M. Hum waktu yang tepat untuk mengadakan atau mengikuti even sastra yang tepat adalah saat pertengahan semester, pada waktu ini dianggap tepat karena tidak mengganggu pelajaran yang sedang diprogramkan. (3) Pihak sekolah bisa mengadakan bacaan novel terjemahan melalui dana BOS (Bantuan Operasional Siswa) yang sesuai dengan peserta didik. (4) Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler khusus untuk pembahasan sastra.

Simpulan

Dalam pembelajaran sastra khususnya novel akan menjadi mudah jika kedua macam problem dapat di atasi, serta tak kalah penting dukungan media dan strategi pembelajaran yang jitu dapat diandalkan menjadi cara terbaik untuk menyampaikan bahan belajar agar tercapainya tujuan.

 

Persantunan

Pada penjelasan di muka penulis mengatakan bahwa mengelola pendidikan itu sama halnya dengan mengelola msalah, karenanya dalam pembelajaran harus ada kerjasama dari semua pihak. Pihak yang dimaksud ialah orang tua dengan guru, guru dengan kepala sekolah yang kemudian mewujudkan kerjasama yang apik guna tercapainya tujuan pendidikan yang lebih cepat dan lebih baik.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sponsored By

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...