Setiap orang tua pastilah mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin membentuk kepribadian yang baik pada anak dan menghilangkan perilaku buruknya.
Namun dalam mewujudka ini,orang tua memepunyai cara yang berbeda-beda. Sebagian orang tua menempuhnya dengan memberikan pendekatan negatif. Maksudnya,orang tua cenderung memiliki perhatian negatif pada anak. Orang tua menfokuskan perhatiannya pada kesalahan-kesalahan anak dan ia langsung memberikan nasihat dan teguran agar anak tidak mengulangi kesalahannya. Ia lebih cenderung mencari-cari kesalahan dan kekurangan sang anak,kemudian berkonsentrasi dan berupaya merubah perilaku buruk tersebut agar menjadi baik. Sebalinya perbuatan baik anak ia biarkan begitu saja, tidak diperhatikan,tidak diberikan perhatian positif,tidak di puji apalagi diberikan hadiah. Dengan anggapan hal itu merupakan sesuatu yang sudah semestinya bisa dilakukan oleh anak dan sudah semestinya anak berbuat demikian.
Adapun orang tua yang lainnya memilih pendekatan positif,yakniorang tua memiliki kecenderungan pandangan baik sangka pada anak. Ia lebih menfokuskan perhatian pada kebaikan-kebaikan pada anak sekecil apapun itu. Orang tua berusaha menangkap basah kebaikan anak sebanyak mungkin. Ia akan mencari dan terus mencari kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh anak,mencatatnya dengan baik,mengingat-ingatnya dan terus menerus memberikan perhatian positif semungkin-mungkinnya waktu. Dengan cara ini orang tua memiliki banyak kesempatan untuk membicarakan segala kelebihannya bersama sehingga anak memahami hidup dan bangga akan kelebihan yang ia miliki sehingga tumbuh citra positif dalam dirinya,yang selanjutnya akan menumbuhkan rasa percaya diri dan siap menghadapi hidup dan tidak minder.
Menfokuskan perhatian pada kelebihan yang dimilki anak bukan berarti lantas melupakan dan membiarkan saja kekurangan dan perilaku burukya. Sisi-sisi negatif pada anak tetap di pantau dan di catat rapih oleh orang tua,akan tetapi tidan untuk dibicarakan terus menerus.
Karena apabila anak jauh lebih sering diingatkan kealahan-kesalahannya dibanding prestasi dan macam kebaikannya,maka anak akan memiliki citra diri negatif(ingatlah ini wahai orang tua!!!),merasa dirinya terus-menerus berbuat salah tanpa pernah berbuat baik.
Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa masing-masing orang tua mempunyai tujuan yang sama. Orang tua yang memilih pendekatan negatif memulai perbaikan dengan upaya menghilangkan perilaku buruk lebih dulu. Adapun orang tua yang memilih pendekatan positif memulai perbaikan dengan cara memusatkan perhatian pada kebaikan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh anak dan berupaya mengembangkannya semaksimal mungkin hingga mampu menutupi bahkan mengurangi keburukan yang dimiliki anak.
Sepintas berlalu sepertinya sama,namun kelompok kedualah yang akan menuai hasil yang diharapkan(mudah-mudahan kita dimidahkan menjadi orang tua pencetak generasi Robbani).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar